Senin, 10 Februari 2020

Broken Home

BROKEN HOME

           Saya terlahir dari keluarga broken home, semenjak aku duduk di bangku sekolah SD kelas 5 dulu kehidupan dalam keluarga sangatlah bahagia semnejak kedua orang tuaku mempunyai kehidupan masing-masing dan kesibukan masing-masing dari situlah kehidupan dalam keluargaku sudah mulai tidak baik,saya juga terlahir anak tunggal tidak mempunyai saudara tetapi saya mempunyai sepupu banyak dan saya punya saudara angkat perempuan juga, bisa kalian bayangkan bagaimana hidupku sangat sepi disaat kedua orang tuaku dulu yang tidak baik-baik saja dan sudah pisah, dan pada sampailah pada saat pengurusan hak asuh di antara kedua oraang tuaku yang seharusnya Ayahku yang mengasuhku atau mempunyai hak dalam mengambil aku tetapi disitu ibuku masuk rumah sakit dan sakit parah ayahku mengalah dan memberikanku ke pada ibuku dan sampai saat itu surat hak asuh dan surat cerai mereka ada di tanganku, saya lahir di Palembang dan besar di kalimantan, saya sudah sering sekali di bawa pindah-pindah kota-kota dari kalimantan, sd-sm kls 5 SD Kota samarinda, dan saya SMP di Sulawesi Di Kota Toli-toli dari kelas 1 SMP dan kembali lagi ke kalimantan setlah itu saya di bawa lagi pulang ke palembang tempat dimana saya lahir dulu, dari kota-kota itu keluarga ku banyak sekali, dan tibalah pada saat aku di palembang dimasukkan Madrasah dari sinilah aku bisa mengenakan hijab dan mengenal lebih dalam agama,  setelah lulus SMA tibalah ayahku mengabari ibuku untuk melanjutkanku di Kota Makassar disana keinginan ayahku, ingin aku menjadi seorang Pramugari dan aku ingin di masukan kedalam Pendidikan Penerbangan Makassar. tetapi ibuku bersih keras tidak ingin memberikan izin untuk ayahku mengambil dan melanjutkan perguruan tinggiku di Makassar, dari situ saya lanjut kuliah di palembang saja dulu aku dimasukkan oleh ibuku D1  Komputer-akuntansi lalu setelah setahun berlalu saya menlanjutkan S1 dan disitu saya mengambil jurusan FKIP Bahasa Indonesia, 
           jujur banyak sekali orang-orang beranggapan bahwa anak Broken Home itu kehidupannya Hancur dan tidak terarah, pergaulannya yang tidak baik, saya berbagi cerita ini hanya untuk membuka minset seseorang yang beranggapan seperti itu, "TIDAK SEMUA" saya tidak kekurangan perhatian oleh kedua orang tua saya, malah saya mengambil hikmah dari cerita keluarga saya yang seperti ini karna ini semua takdir dari Allah, dari "BROKEN HOME" inilah saya jadikan cerminan bahwa saya tidak mau menjadi anak yang manja, hancur, malah dari sini saya selama di paelmbang saya mengikuti semua lomba Audisi Lida dangdut, KDI, MOdelling, dan dari situ saya mempunyai banyak pengalaman, saya mengikutu Organisasi dari dalam kampus maupun luar kampu, darisitu saya mempunyai banyak teman, samapai pada titik saya di kirim ke jakarta untuk mengikuti "MUNAS" di Jakarta disitu saya sangat bangga dengan diri saya dan lebih sayang banggakan adalah keempat orang tua saya mendukung apapun yang saya ikuti, saya tidak pernah minder dengan keluarga saya yang tidak utuh tetapi saya berterimakasih kepadaNya telah memberikan keempat orang tua yang sangat menyangiku, soal materi, apapun itu saya selalu berkecukupan tetapi tiba pada saat dimana saya berfikir  ingin merasakan mencari uang tanpa sepengetahuan orang tua saya, saya sudah berapa kali meminta izin untuk ingin bekerja tetapi saya selalu di marahin, dan selalu disuruh untuk fokus kuliah saja, terkadang aku tidak mau saja untuk memakai uang kiriman dari orang tua saya, disamping kuliah saya juga berjualan Online Shop mereka tau yang soal itu, tetapi aku pengen sekali untuk merasakan bekerja dan mendaptkan uang dari jerih payahku sendiri, entahlah sepertinya ini saya akan fikirkan kembali, jika ya akan lakukan saya akan berikan cerita lanjutan
           Percintaan saya selama ini sangatlah tidak baik-baik saja saya pernah mempunyai pacar dan kami pacaran sudah 3 tahun selama dari MA dan itu kedua orang tua kami mengetahuinya dan merestui kami, bahkan kedua keluarga kami sudah akur tetapi tiba pada saat di antara kami ada yang selalu berhianat saya sudah di selingkuhi 2 kali yang pertama saya diselingkuhi dan saya cari tau saya ajak ketemu selingkuhannya tanpa sepengetahuan dia dan selingkuhan dia, selekelas dalam kampus dia dan saya ajak berteman, ok' itu saya sudah lupakan dan saya maffkan kesalahan itu dan yang kedua dia ketahun selingkuh lagi dan malahan selingkuhannya yang mendatangi saya di WC setelah menonton Bioskop di salah satu mall Palembang, saya juga disitu ngajak selfi dan mengajak makan, disitu saya kirim foto kami berdua ke pacar saya, dan darisitulah saya sudah capek, lelah, mempertahankan hubungan kami. dan tibalah dimana saya memutuskan untuk tidak pacaran dan saya tanamkan dalam diri saya, "saya tidak akan memaffkan jika pasangan saya ketahuan berhianat dalam hubungan kami" dan beberapa bulan kemudian saya menemukan laki-laki yang menurut saya dia soleh, baik, tanggung jawab, tetapi berjalannya hubungan kami sudah hampir 1 tahun dia ke jakarta perubahan dia yang sangat beda dan berubaha, sebenernya hubungan kami tidak direstui dikarenakan beda suku, saya dari suku Bugis dan dia Suku komering dalam keluarga saya memang tidak diperblehkan ada yang menikah ataupun menjalin hubungan lain suku, dari situlah dia membuat alasan lebih baik  kita sudahi hubungan ini, lalu saya sudah mengatakan bahwa jika dia serius apapun itu dia akan lakukan, tetapi makin kesini sepertinya semenjak dia di jakarta dan pulang ke palembang dia sangat berubah, dan sampai saat ini pada tanggal 11/02/2020 kami tidak ada kabar sama sekali darisini saya sudah mulai hilang rasa dengan dia maupun hilang rasa dalam mengenal lebih dekat laki-laki lagi, saya sudah di fase dimana saya sudah nyaman dengan sendirinya saya kemana-mana sendiri- nonton sendiri, jalan sendiri, makan sendiri, bahkan hanya dengan teman-teman banyak sekali laki-laki yang mendekati saya tetapi saya tidak meresponnya karna saya benar-benar capek dengan hal pacar-pacaran lalu pergi, dan dari sinilah saya bangun prinsip lagi dalam hidup saya bahwa " saya tidak akan mau pacaran lagi jika memang ada laki-laki yang mau serius dengan saya tidak perlulah ada kata status pacaran mungkin kita hanya bisa sekedar saling mengenal siapa diri kita masing-masing" dan dengan catatan " dia yang sudah mempunyai pekerjaan yang jelas, tetap, pekerja keras, menghargai orang tua dan keluargaku, dan tidak pelit."

BERSAMBUNG